Jumat, 22 April 2011

Korupsi Pengadaan Barang di Jateng Rp 22,9 M

SEMARANGñ Selama tahun 2009 dan 2010, kerugian negara akibat korupsi pengadaan barang dan jasa di Jawa Tengah tercatat total Rp 22,946 miliar.

Angka itu merupakan hasil audit investigasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Jawa Tengah. Laporan Hasil Audit Investigasi (LHAI) 2009 atas 10 kasus senilai Rp 10,06 miliar dan LHAI 2010 atas lima kasus senilai Rp 12,88 miliar.

Kepala BPKP Jateng Mochtar Hussein mengatakan, audit investigasi itu dilakukan atas permintaan penegak hukum, yakni kepolisian dan kejaksaan. ''Fungsinya untuk menentukan ada tidaknya unsur tindak pidana korupsi dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah di Jawa Tengah,'' kata Mochtar.

Pada periode yang sama, BPKP juga melakukan Laporan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (LHPKKN) atas 17 tindak pidana korupsi pengadaan barang dan jasa yang disidik penegak hukum. Pada tahun 2009 terdapat enam kasus dengan kerugian negara Rp 3,4 miliar. Sedangkan tahun 2010 terjadi 11 kasus dengan kerugian negara mencapai Rp 9,1 miliar.

Dari penghitungan LHAI dan LHPKKN itu, BPKP juga menemukan sembilan modus penyimpangan pada proyek pengadaan barang dan jasa.
Modus itu adalah dokumen dan keterangan palsu dari pihak rekanan, penawaran disampaikan beberapa perusahaan dalam satu kendali, memberikan kompensasi nominal kepada peserta lain, penyimpangan panitia lelang dalam evaluasi dan verifikasi, rekanan tidak kompeten, dan tidak menyelesaikan pekerjaan.

Selain itu spesifikasi barang yang tidak sesuai kontrak, barang yang diserahkan adalah barang bekas, volume barang yang diserahkan menyimpang dari kontrak, hingga penyerahan barang fiktif atau benar-benar tidak ada.

Menurut Mochtar, Tim Pelaksana Wilayah Pengawasan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (TPW PPBJ) untuk BPKP Jawa Tengah telah memberikan masukan kepada pimpinan instansi pemerintah terkait.
''Untuk pengadaan barang dan jasa, instansi pemerintah terkait bisa berkonsultasi, diberikan bimbingan teknis hingga diberikan kajian implementasi. Agar tidak ada penyimpangan,'' jelas Mochtar

Selasa, 19 April 2011

Makin Panas, Balon Pilkada Salatiga Cari Dukungan ke Ponpes

Foto: Istimewa (doc)
SALATIGA --=-- Pimpinan Ponpes Salafiyah Modern Pancasila Salatiga menyatakan mendukung pasangan calon Bambang Soetopo Soelaiman-Rosa Darwanti (Poros) untuk terpilih menjadi Walikota dan Wakil Walikota Salatiga pada Pemilukada 2011.

Demikian pernyataan ini ditandaskan Pimpinan Ponpes Pancasila Salatiga, Kyai Muhklasin saat menerima kunjungan calon walikota Bambang Soetopo, Selasa (12/4) sore.

“Kami ponpes Pancasila mendukung agar pasangan Poros memenangkan Pemilukada Salatiga ini. Tekad tersebut juga diamini beberapa tokoh pesantren di Salatiga,” tandas Kyai Muhklasin kepada wartawan.

Pada kesempatan ini, calon walikota Poros, Bambang Soetopo juga meninjau keberadaan kelas sekolah MTs Pancasila yang memiliki murid dan santri sekitar 300 orang. “Kami akan merangkul dan meminta doa serta petunjuk kepada para kyai di Salatiga dan tetap akan menghargai kemajemukan Salatiga,” ujar Bambang Soetopo kepada wartawan.

Sedangkan di tubuh pasangan Yulianto-Haris (Yaris) mengklaim pihaknya optimistis memenangkan Pemilukada Salatiga 8 Mei mendatang. “Saya targetnya tidak prosentase, tetapi targetnya menang,” kata Yulianto

Selasa, 12 April 2011

ESTO

Sunarhadi (55), kondektur Bus ESTO jurusan Salatiga-Ambarawa, tersenyum getir melihat penumpang bus tak lebih dari 10 orang saat keluar dari perbatasan Kota Salatiga, Jawa Tengah, Minggu (25/5) siang. Dia khawatir satu rit perjalanan akan rugi. Ongkos yang terkumpul tak cukup untuk membeli solar yang terpakai.


Hingga memasuki Ambarawa, jumlah penumpang tak juga bertambah. Lebih dari 40 bangku kosong. Uang yang terkumpul dalam satu rit itu tak lebih dari Rp 25.000. Padahal, tiap rit atau sekali jalan, bus menghabiskan 6-7 liter solar atau Rp 33.000 hingga Rp 38.000 dengan harga solar kini Rp 5.500 per liter.

Sebagian penumpang ada yang dipungut ongkos lebih tinggi Rp 500 hingga Rp 1.000 dari harga normal, yaitu Rp 2.000 hingga Rp 3.000. Ada yang bayar dengan harga normal dan ada yang menerima kenaikan harga ini. ”Saya ditarik Rp 4.000, tetapi ya sudah, harga BBM naik, mau protes percuma,” kata Ari Harsudi (49), penumpang asal Sidomukti, Salatiga.

Kenaikan harga ”malu-malu” ini diakui Sunarhadi dan sopir bus, Sudadi (57). Mereka masih pilih-pilih karena penumpang rute Salatiga-Ambarawa umumnya terbatas. Mereka mengetahui belum ada penetapan harga baru, tetapi kenaikan harga solar Rp 1.200 per liter mulai 24 Mei membuat ongkos saat ini tidak lagi menguntungkan.

”Kenaikan harga BBM betul- betul memukul. Sebelumnya, perusahaan bus kami sulit bertahan, tetapi dengan keadaan ini, kebangkrutan di depan mata. Padahal, banyak orang dahulu terbantu oleh adanya perusahaan kami,” kata Sudadi.

ESTO atau Eerste Salatigasche Transport Onderneeming lebih dari 80 tahun beroperasi di Kota Salatiga. Krisis yang berkali-kali menghajar, resesi global tahun 1930-an, hingga krisis moneter tahun 1997 dapat dilalui dengan susah payah. Namun, kenaikan harga BBM, 24 Mei, dikhawatirkan memberi pukulan terakhir bagi ESTO.

Perusahaan ini mulai beroperasi terbatas laiknya taksi sejak tahun 1921. Sang pendiri, Kwa Tjwan Ing, mengembangkan usaha setelah membeli beberapa bus kecil dua tahun kemudian. Bus hanya melayani rute Salatiga-Tuntang dan Salatiga-Bringin.

Menurut penuturan Slamet (52), mantan pengelola ESTO yang kini menjadi montir, perusahaan ini berkali-kali jatuh bangun. Ketika Slamet bekerja sebagai montir, sekitar tahun 1970-an, beberapa pekerja tua menceritakan ESTO sempat diambil alih Jepang dan Belanda.

Sempat diambil alih

Dalam buku Salatiga, Sketsa Kota Lama, ESTO sempat terpukul hebat saat resesi dunia tahun 1930-an. Sebagian bus diambil alih BPM (Bataafsche Petroleum Mij/sekarang Pertamina). ESTO ketika itu terjerat utang bensin yang cukup banyak. Namun, perusahaan ini bisa bertahan dan kembali mengukir masa kejayaan sejak 1970 hingga akhir tahun 1990.

”Waktu krisis moneter, perusahaan masih bagus karena setoran mencukupi. Kami pernah dijadikan contoh karena perusahaan memerhatikan karyawan. Awak bus, selain mendapat komisi harian, juga mendapat gaji tetap. Jamsostek juga dapat sampai akhirnya dihapus,” kenang Slamet.

Namun, lanjut Slamet, ESTO goyah sejak tahun 2001 dan kian parah setelah kenaikan harga BBM tahun 2005. Dari 10 bus yang dimiliki, saat ini tersisa enam, tiga masih beroperasi dan tiga lainnya terpaksa dikandangkan karena mesin rusak.

”Empat bus yang sudah dikanibal itu laku Rp 8 juta per unit karena dijual sebagai barang bekas. Hasilnya juga untuk biaya operasional,” kata Slamet yang diserahi tanggung jawab sejak pemilik ESTO, Kwa Liong Siang, sakit tahun 1996.

Harga suku cadang yang tinggi diperparah setoran yang turun akibat harga solar meroket dari Rp 1.850 jadi Rp 4.300 per liter. Untuk mengganti suku cadang, per unit bus, memerlukan Rp 5 juta. Setoran harian tidak tentu, kadang Rp 20.000, kadang Rp 50.000 per bus.

Jangankan untuk peremajaan bus, untuk gaji montir saja mulai kesulitan. Satu bulan terakhir, enam montir belum digaji. Mereka tidak banyak menuntut karena mengetahui kondisi perusahaan. Bengkel bus juga sudah lama tak diperbaiki. Selain itu, penghasilan awak bus dan karyawan tak menentu.

Pengamat transportasi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, mengatakan, kenaikan harga BBM dipastikan mempersulit perusahaan bus.

”Pemerintah sebenarnya bisa memberi subsidi, terutama untuk bus ekonomi yang melayani masyarakat,” katanya.

Djoko juga mengatakan, sangat disayangkan apabila perusahaan yang memiliki nilai sejarah transportasi seperti ESTO dibiarkan mati. Dia mengusulkan agar Pemerintah Kota Salatiga melibatkan diri, bisa dengan mengambil alih aset dan mengembangkan transportasi massal menggunakan ESTO, cikal bakal transportasi umum di Salatiga.

Paling tidak, jangan sampai masyarakat Salatiga kehilangan artefak berjalan dan tinggal kenangan....

Senin, 11 April 2011

Resep Khusus Olah Bakmi Wangi

image

JUALAN bakmi belakangan ini memang sudah terlalu banyak yang melirik. Namun, banyaknya usaha sejenis justru menuntut masing-masing penjual berinovasi untuk membuat produknya dilirik bahkan disukai para konsumen. Dibutuhkan kiat khusus mengembangkan bisnis bakmi di tengah kompetisi antarpedagang yang ketat.

Upaya itulah yang dilakukan Sugito (53). Lelaki kelahiran Surabaya 27 Juni yang kini membuka stand bakmi di Pondok Daun Marina itu patut dicontoh, setidaknya bagi Anda yang sedang maupun akan menjalankan usaha bakmi bandung. Pasalnya, dalam menjalankan bisnis kuliner yang telah dirintis sejak tahun 2000 dengan nama "Bakmi Ceria", berbagai inovasi produk telah dilakukan. Mulai perpaduan campuran dalam produk bakmi hingga membuat diversifikasi produk yang beraneka ragam. "Ini semata agar membuat konsumen maupun pelanggan tidak bosan datang ke tempat usaha saya," kata dia, Minggu
(10/4).

Kini, selain menjajakan beraneka ragam bakmi seperti bakmi ayam, bakso, pangsit, kuah dan goreng, dan bakmi komplit, dia juga menjual bakso kuah, pangsit dan goreng, hingga nasi bakmoy. Kecenderungan belakangan ini, para pelanggan justru menyukai nasi bakmoy yakni nasi dicampur daging ayam, telur, krupuk udang.

Selain mengandalkan rasa makanan yang lezat, Sugito juga menjaga kebersihan makanan yang dijual dan menetapkan harga yang kompetitif. Keramahan pelayanan tak luput menjadi jurus jitu membuat konsumen kembali datang ke tempatnya. Dia berkeyakinan, kalau kiat ini digunakan dalam bisnis bakmi, pasti bisnis jadi laris manis dan loyalitas pelanggan makin tinggi meski banyak pesaing sejenis.

Kelezatan bakmi racikan Sugito memang patut diacungi jempol. Menurut penuturannya, dia memiliki resep khusus dari pakar bakmi yang hingga kini terus dipraktikkan. Terbukti, usahanya terus eksis bahkan cenderung mengalami peningkatan omzet perbulan sekitar 10 hingga 25 persen. "Resep ini rahasia dan akan saya simpan terus," tandasnya.

Dengan resep itu pula, banyak pelanggan yang beranggapan bakmi buatannya, beraroma wangi sehingga menggugah selera atau merangsang nafsu makan. Terjun ke bisnis kuliner, bagi Sugito merupakan hal yang tak disangka sebelumnya. Pasalnya, hingga mendekati usia lanjut, dia banyak menghabiskan waktu untuk mengabdi sebagai karyawan sebuah showroom mobil.

Sabtu, 09 April 2011


INTER KEMBALI KE JALUR JUARA......




Reuters

Milan - Kemenangan atas Chievo menjadi pembuktian dari Inter Milan bahwa dua kekalahan sebelumnya bukanlah akhir dunia. Maka kini Nerazzurri pun siap kembali maju dengan percaya diri.

Sebelum menghadapi Chievo, Minggu (10/4/2011), Inter menuai dua kekalahan mengecewakan. Yang pertama terjadi pekan lalu di Seri A saat dihajar rival sekota AC Milan.

Beberapa hari kemudian, hasil tak mengesankan lain dicatatkan. Kali ini di kancah Liga Champions usai Inter dipermalukan Schalke 2-5 di kandang sendiri.

Inter kemudian bangkit dari dua kekalahan tersebut dengan kemenangan 2-0 atas Chievo. Hasil itu membuat La Beneamata menjaga asa mengejar Scudetto.

"Ini adalah pertandingan yang dibutuhkan untuk menenangkan kami karena kami menyadari ada banyak aspek eksternal yang sudah melahirkan tensi," ujar gelandang Inter Esteban Cambiasso di Football Italia.

"Banyak yang berpikir dua kekalahan kami adalah akhir dari dunia, tapi kami tahu masih banyak yang bisa dilakukan. Fans sudah luar biasa dan beberapa tahun terakhir sudah membuat mereka bisa bermimpi. Kami masih bisa," serunya lagi.

Cambiasso menjadi salah satu penyumbang gol kemenangan Inter. Hasil itu untuk sementara membawa Inter naik ke posisi dua Seri A, tertinggal dua poin dari Milan yang masih punya satu laga lebih banyak. Inter juga masih bisa digusur Napoli yang tertinggal satu angka dan belum bertanding pekan ini.

Jumat, 08 April 2011

Briptu Norman Kebanjiran Tawaran Nyanyi dan Iklan


image
SM/dok Norman Kamaru

POLISI tidak harus menjaga wibawanya dengan wajah garang. Contohnya Briptu Norman Kamaru, yang tampil kocak dalam ”vi-deo india”-nya, malah membuat banyak orang tertarik kepadanya tanpa mengurangi wibawa dan rasa hormat. Briptu Norman

Kamaru akrab dipanggil Oman. Dia mengaku tak pernah menduga usahanya untuk menghibur teman sesama anggota Brimob yang tengah dirundung masalah rumah tangga mendapat simpati dari berbagai kalangan, termasuk pucuk pimpinannya, Kapolri Jenderal Timur Pradopo.
”Pas lagi piket, temen sepiket saya stres sama istrinya. Seharian dia nggak pernah senyum, terpaksa buat inisiatif, saya buat video,” kata Oman saat jumpa pers bersama Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam dan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigjen I Ketut Untung Yoga Ana di Gedung Humas Polri, Jumat (8/4).

Oman mengaku dirinya dan keluarganya sempat cemas ketika mengetahui video tersebut ada yang mengunggahnya ke situs Youtube dan menjadi sorotan publik serta media massa. Dia khawatir mendapatkan sanksi dari Polri. ”Yang upload (mengunggah) siapa, saya tidak tahu,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Oman pun unjuk kebolehannya menirukan gaya berjoget bintang film India, Shah Rukh Khan dalam film ”Dil Se” (1998) sambil menyanyikan lagu ”Chaiyya, chaiyya” dengan fasih.
Saat Oman merekonstruksi ulang ulahnya dalam video dengan judul ”Polisi Gorontalo Menggila” itu semua yang ada di ruang publik gedung Humas pun tertawa, termasuk Irjen Anton Bachrul Alam dan Brigjen Yoga serta puluhan wartawan.
Yoga mengungkapkan, pihaknya masih memilah-milah tawaran yang diizikan untuk diterima anggotanya tersebut. ”Tawaran sudah banyak di antaranya tawaran rekaman untuk iklan.”

Norman, kemarin juga mendapatkan kesempatan bertemu dengan pucuk pimpinannya. Ini merupakan pertemuan pertamanya secara langsung dengan orang nomor satu di institusi tempatnya mengabdi.

Kapolri Jenderal Timur Pradopo menerima Norman secara khusus di ruang kerja Kapolri di gedung utama Mabes Polri. Dalam pertemuan tersebut Timur mengarahkan supaya bakat seni yang dimiliki Norman dapat dikembangkan dan disalurkan melalui program kemitraan Polri.
Timur berpesan supaya bakat tersebut tidak menggangu tugasnya sebagai polisi dan tetap menjunjung tinggi etika dan disiplin anggota Polri. ”Tapi tidak boleh, misalnya saat dinas dia melakukan hal-hal yang di luar unsur prosedur tetap,” ujar Timur seusai bertemu dengan Norman kepada wartawan.
Sementara itu, semalam pada pukul 20.44 video Norman dengan judul ”Polisi Gorontalo Menggila” telah ditonton 1.035.359 pengunjung.

KPU Salatiga Ajukan Dana Pilkada 2011 Rp 3,6 M

Salatiga, CyberNews. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Salatiga telah mengajukan anggaran sebesar Rp 3,6 miliar untuk persiapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2011 mendatang.

“Kami baru menganggarkan dengan asumsi pelaksanaan Pilkada satu putaran. Sedang untuk pelaksanaan putaran kedua saat ini baru kami hitung,” kata KPU Kota Salatiga Suryanto SPd , Jumat (20/11) siang.

Dikemukakan, meski baru akan dilangsungkan pada pertengahan 2011 mendatang, pihaknya telah mengajukan
anggaran pelaksanaan Pilkada di APBD 2010. Pasalnya, bila diajukan pada anggaran tahun 2011 dinilai sangat riskan, mengingat anggaran yang dimiliki oleh Pemkot Salatiga tidak diperuntukkan untuk pelaksanaan Pilkada saja.

“Saat ini kami masih menunggu berapa besar anggaran yang disetujui oleh pemkot,” ungkapnya.

Dijelaskan, hingga saat ini pelaksanaan Pilkada untuk Kota Salatiga belum ada perubahan dan dipastikan akan
digelar pada tahun 2011, sesuai dengan berakhirnya masa jabatan Wali Kota John Manuel Manoppo SH.
Diinformasikan pula bila pelaksanaan Pilkada mendatang dapat diikuti oleh calon independen.

Terpisah, Sekretaris KPU Kota Salatiga Drs M Agus Susilo mengatakan bila anggaran yang dipergunakan untuk persiapan
pelaksanaan Pilkada 2011 tersebut telah diajukan melalui anggaran yang ada pada Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat.


Pilkada Salatiga diharapkan berlangsung damai

Salatiga (Espos) Besar harapan masyarakat Kota Salatiga bahwa Pilkada yang akan digelar berlangsung damai dan tidak akan menghancurkan kerukunan antarumat.

Para pasangan calon walikota dan wakil walikota yang akan bertarung diminta tidak melakukan kampanye yang mendeskreditkan suku, agama, ras dan golongan tertentu.

Demikian benang merah dari kegiatan Sosialisasi Kerukunan Antar-umat Beragama yang dihadiri oleh para pemuka semua agama yang ada di Salatiga dan puluhan warga di Ruang Sidang II Pemkot Salatiga, Kamis (31/3). Pendeta Surya Kusuma, pemuka agama Kristen Protestan Salatiga mengatakan, kerukunan sudah lama terbentuk di Salatiga. “Yang tepat adalah bagaimana kita mempertahankan kerukukan ini atau bahkan semakin meningkatkan,” jelasnya.

Sejumlah tokoh agama lain yakni Jero Mangku Bibit (Hindu), KH Tamam Qoulany (Islam), Go Soe Hien (Budha), Djoko Prasetyo mengemukakan pendapat yang സമ

solopos